Tampilkan postingan dengan label Skripsi_ Behind The Scene. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Skripsi_ Behind The Scene. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Oktober 2014

Hari Wisuda

10/18/2014 01:12:00 AM
Bismillah..

Di sesela waktu rehat yang harusnya raga berdamai dengan istilah istirahat.. sesedu-sedan dengan kondisi hidung yang berlumer cairan yang tidak membuat nyaman, tenggorokan yang gatal-gatal serta suhu tubuh yang mencoba normal. Ceritanya kondisi raga yang akhirnya meminta porsi perhatian, alhamdulillah... sekiranya dua tiga hari bisa menawar dedosa yang terhilaf dan terzhahir.

Sekilas ingatan, di sepuluh hari yang lalu...
ah, atau mungkin di duabelas atau tigabelas hari yang lalu, saat raga on fit maksimal menyambut Eid Adha Mubarak dan dagdigdung terhadap prosesi wisuda yang akan tergelar 3 hari kemudiannya.
Prosesi wisuda yang (karena euporia dari sekawan-kawan) mengannggap hari itu adalah salah satu prilal top of the top day for life.
*Ceiiilehhh.... jadi wisuda juga Awak ^_^


Begitula harusnya..
Apa jadinya jika wisuda yang digadang menjadi kenangan seumur-umur hidup, kisah yang diharap-harap berkesan ini mejadi moment yang justru sangat ingin terlupa dan terganti dengan kisah lainnya.
 ... sebelumnya, saya mengisi curahan hati dengan teman bergolongan darah AB, Rona, yang telah berkesempatan terlebih dulu merasakan bebannya menghadiri wisuda, yang baginya adalah hari dimana pengukuhan para pengangguran berjamaah.

Seadanya, perasaan saya, ketika prosesi wisuda terlaksana...
Pertama,saya harus banyak-banyak menahan diri tentang kestabilan cucuran air mata, dengan alasan bersedih karena ketidakmungkinan hadiranya Ibunda yang sedang traveling di alam yang berbeda.
Kedua, saya harus menahan kecewanya perasaan, dengan alasan bahwa saya sangat berharap didampingi dan dikunjungi oleh dua saudara kandung dan sahabat Geroters yang saya spesialkan.
dan ketiga, saya yang terus saja hingga sekarang menahan kecamuk perasaan.

Dibalik perasaan yang tak mengenakkan, selalu ada pilihan untuk tersenyum dan bersyukur, bukan begitu?


Bersama Ayah :) 
Ayah masih berkesempat dengan sehat dan semangatnya mendampingi gadis terdidiknya ini. Ayah juga berluang memberikan perhatian jaim dengan sms yang dikirimnya ketika selesai pengucapan ikrar wisuda diucapkan anak gadisnya. Beliau berpesan tentang doanya, cintanya, harapannya, dan nasihat yang kusadari menjadi hadiah terindah di hari wisudaku. Terbalas olehku dengan doa, cinta dan terimakasih yang menjadi ikrarku bahwa tiba saatnya aku benar untuk mengabdi. Iya, mengabdi untuk harapan yang ter-iya-kan. Sekarang dan seterusnya.


#8102014



Selasa, 30 September 2014

Mahasiswa tingkat Akhir

9/30/2014 12:20:00 AM
Bismillah...

*baru kesempat, update kabar dengan blog...
kabar terbaru....
akhirnya... fase mahasiswa di tingkat pendidikan tinggi, jenjang strata satu sudah berlalu dan berkenan memberikan saya gelar S.Pd

-Kata Pengantar-

Ba'da syalawat dan syukur dengan kesehatan, keimanan dan kesempatan apa-apa, segala yang diharapkan dan tak diharapkan, selama mengisi dan menghiasi kehidupan yang berlalu dengan pemaknaan yang tak luput dari pembelajaran hati dan pikiran yang masih sibuk belajar untuk terus mencoba berdamai.


Terimakasih teruntuk  Allah SWT da Rasulullah yang memberikan  kharunia kemampuan dan kesempatan untuk belajar.
Terimakasih teruntuk Ayah dan Mamak yang sangat tercinta, yang selalu mendukung dengan semangat dan kasih sayang yang takkan usai -insyaAllah-
Terimakasih untuk Abang Awi dan Abang Pesal, yang tidak membantu secara langsung namun tetap berusaha untuk mengingatkan bahwa kalian masih ada untuk terus menjadi cerewet untukku.
Terimakasih teruntuk Dosen Kebanggaanku. Keidolaanku Papi Drs.Mhd. Isman, M.hum. yang bersedia membimbing dengan cara menakjubkan, yang selalu menjadi perhatianku di kampus. Saya akan rindu selalu nanti-nantikan sensasi transfer ilmu dan nasihat tak terucap yang Bapak berikan.
Serta terimakasih teruntuk sahabat dan semua orang yang berada dalam sekeliling lingkaran perjumpaan dan pertemanan di kampus. Sahabat moril dan Sahabat Asyikku, Rani.

untuk penghormatan diri, penghargaan hati, dan selingkup perasaan yang terjalin selama ini, semoga  menjadi pembelajaran yang bermakna untuk kesempatan lain yang akan saya mulakan lagi...

rangkai kisah #skripsi_behind the scene yang telah selesai....
* bergambar

  




Senin, 23 Juni 2014

Skripsi Blues Syndrom

6/23/2014 10:35:00 AM
Bissmillah..

Semoga gak ada yang komplen dengan judul yang saya tulis di atas.
Saya menamakan situasi yang saya alami sekarang sesuai dengan judul yang saya tulis diatas.
Skripsi Blues Syndrom
Alasan saya menyebutkan situasi ini sebagai syndrom karena berdasarkan pada kenyataan. Entahlah istilah syndrom ini muncul dalam pikiran saya. Benar juga, tentang pepatah yang mengatakan “kamu adalah apa yang kamu baca”.
Penyabab dari ketidakjelasan ini diawali saat telinga saya terusik pembicaraan ibu-ibu yang bersebelahan dengan saya di dalam angkot *menuju kampus. Seorang yang memakai seragam putih, dugaan saya dia sebagai konsultan dadakan seorang Ibu yang sedang menggendong anaknya dan seorang lagi yang memakai daster coklat dengan perut yang membusung pastinya karena hamil. Entah juga, saya memprasangkakan si Bumil itulah yang jadi sentral masalahnya. Mereka membicarakan tentang persalinan bayi mulai biaya sampai sikap suami mereka. Subhanallah, banget itu ibu-ibu ngegosipin suaminya masing-masing. Malangnya, saya ikut menjadi pendengar buah bibir yang mereka nikmati.

Sampai ketika mereka juga menyebut-nyebut tentang “Postpartum Depression” atau baby blues syndrom, hingga membantu kening saya terkerut (huah!) Sepertinya saya femiliar dengan istilah itu. Tak lain juga, saya ingat-ingat karena pernah nonton berita tentang syndrom tersebut.

"Baby Blues Syndrom merupakan sebutan tentang perasaan sedih dan gundah yang dialami ibu muda yang baru saja melahirkan bayinya" (hasil riset googling menghasikan fakta-fakta yang mencenangkan tentang syndrom ini, amaziiing). Aneh memang. Perasaan senang menanti kelahiran buah hati ternyata pada sebagian ibu bisa berubah menjadi depresi bahkan setelah mengalami proses kelahiran bayinya. Namun sekarang, saya tidak berniat membahas dan memperpanjang persoalan baby blues syndrom yang di alami ibu-ibu itu. Semoga para ibu muda itu mampu menghilangkan depresinya dengan berdoa dan bertawakal kepada Allah untuk meminta perlindungan terbaik.

Sesampai saya di kampus, dengan setengah tenaga menuju perpustakaan, pengaruh syndrom ibu-ibu tadi belum hilang dari pikiran saya. Bahkan sampai juga berpikir bahwa saya juga sedang meraskan suatu syndrom yang aneh. Tapi sudah pasti bukan syndrom baby blues. Saya menyebutnya “Skripsi Blues Syndrom”. Seperti saya merasakan beberapa gejala-gejala yang juga biasa terjadi saat baby blues syndom melanda. Diantara tanda-tandanya itu memiliki kesamaan dengan yang saya rasakan adalah : Menangis tanpa sebab, mudah kesal, lelah, gemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, sensitifitas yang meningkat dan sulit beristirahat a.k.a sulit tidur.

Saya agak kaget sesaat memikirkan hal ini, bahkan ketika menuliskan perihal ini. Dengan kareakteristik yang saya baca sampai membelalakkan mata untuk meyakinkan keterangan tanda-tanda syndrom tersebut. Bagaimana tidak, kesemua tanda-tanda itu juga sedang saya rasakan.
Saya menganalisis ulang tentang apa yang saya rasakan, teringat dengan skripsi yang entah apa kabarnya. Cek punya cek saya membuka file di laptop, astaga, saya belum merevisi apa-apa. Bahkan saya hanya menulis satu lembar dan itupun berupa cover proposal dan hanya bertuliskan judul terbaru setelah hasil diskusi bersama pembimbing skripsi tentang manfaat dan tujuan penelitaian saya. Perasaanya saya pun menjadi tambah sensitif, situasinya bertambah dramatis ketika seseorang disebelah saya yang terlihat benar-benar asyik bermesra dengan laptopnya, melentikkan jarinya di keyboard sembari terus-menerus melihat referensi skripsi lain di sampingnya, bersemangat sekali. Sedangkan saya, asyik "sok" bersibuk diri dengan dengan itu-ini yang masih antah-berantah. ekspresi *nelan ludah plus bibir manyun pun show-in*

Saya teringat Ayah dan rindu Mamak.
Prilaku saya yang sepertinya mengabaikan skripsi merupakan momok pikiran. Saya kehilangan semangat seperti ketika mendapat inspirasi tentang permasalahan literasi, semangat berburu tanda tangan kajur untuk acc, serta rasa senang setelah saya resmi mendapatkan barcode judul. Kemudian pengalaman curi-curi waktu sang dosen idola untuk berharap bimbingan beliau, tak lain demi kelangsungan hidup skripsi saya yang malang. Hingga mungkin beliau iba memberikan pencerahannya setelah saya seperti memata-matainya di sekitaran ruang dosen -sunggguh mengasyikkan. Bahkan ketika bertemu dengan beliau, serasa jantung berdetak tidak lagi normal. Saya menggagumi Papi Dosen kebanggaan saya.

Berdasarkan segala kegalauaan ini, entah mengapa, saya terpikir ingin mengubah istilah baby blues syndrom yang biasa dialami ibu-ibu pasca melahirkan dengan mengubah istilah tersebut menjadi skripsi blues syndrom. Sehingga, dari istilah itu hendaklah saya simpulkan bahwa skripsi blues syndrom adalah perasaan resah, sedih dan binggung yang dialami mahasiswa tingkat akhir setelah mendapat acc judul untuk “memulai” melanjutkan dan memecahkan permasalahan yang ada untuk dilaporkan menjadi proposal, dimajukan untuk melaksanakan seminar proposal. Kemudian menuntaskan bab 3, 4 dan 5 agar menghasilkan skripsi yang nyata untuk mendapatkan reward  sensasi meja hijau, pengumuman hasil gelar dan momen graduation. Tentu saja, proses yang tidak bisa di bilang sekedar mudah tetapi juga tidak sesulit yang terbayangkan.
Ribet ya? Hah, ringkasnya masa SBS ini adalah masa yang menyebalkan dan hanya akan di mengerti oleh mereka yang sedang merasakan dan menikmati pilunya proses semester akhir di perguruan tinggi.

Selasa, 10 Desember 2013

Masalah itu pun hadir..... #skripsi~ behind the Scene

12/10/2013 12:29:00 PM 0 Comments

Eng ingg Engg...... Haii blog! Kabar baik kan?
Syukur deh, alhamdulillahh....

Setelah berburu inspirasi yang membara, menyelam dalam lautan ingatan-ingatan yang melayang sesuka hati. Dengan kekuatan doa, langit, bulan dan bintang, #eh tentunya didongkrak dengan ikhtiar dan istikhoroh, ehem... ehmm..... saya sudah mendapatkan IDE !!! ahh nikmatnya pencerahan prilaku anak-anak didik saya selama PPL di sekolah.
Oia, sebenarnya saya mau bercerita tentang kabar bahagia, bahwa judul skripsi saya dalam ajuan K1 dan K2, sudah di ACC oleh ketua prodi, dan semoga K3 nya juga akan segara naik edar ke biro agar “resmi” sudah memiliki bandrol judul skripai, dosen pembimbing dan izin pembuatan proposalnya. Ahh, senanganya. #aaaaaaasenang #alhamdulillah.

Untuk ajuan K2 sebenarnya saya lebih bersemangat untuk menceritakannya, karana ini berhubungan dengan orang yang akan membimbing saya, ah bisa dibayakan, baik tidaknya skripsi saya nanti adalah hasil dari analisis, pendekatan Saya dan bimbingan dari Dosen Pembimbing, daaan untuk yang satu ini saya telah beristikhoroh untuk memilih Ketua Prodi kami yang baru, yaitu Ayahanda, Mhd. Isman.M.Pd.. Begini ya, sebanarnya Dosen kami ini adalah salah satu legenda di FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, semasa saya semester 1,2,3, dan 4,5 setiap kali ada yang menyebutkan nama beliau, selalu saja menimbulkan spekulasi yang berbeda dari setiap pribadi. Ya begitulah ada yang pro dan kontra gitu.. Tapi menurut saya, beliau dikenal sebagai pribadi yang "mewah" untuk urusan ilmu dan pribadi yang "wah" untuk urusan kesempatan waktu dan integritas. Beliau disiplin dan keren!. Saat Mata Pelajaran Metodologi Pendidikan di semester 6, beliau adalah dosen yang paling saya nantikan dan dambakan. Kemampuan transfer ilmunya sudah memikat diri saya untuk bergiat mempelajari Metopel,. Berkharisma! Ah iya, banyak dari teman saya juga ikut membenarkan spekulasi saya. And, you know what... beliau adalah termasuk salah satu dosen yang paling saya kagumi. Fix!. Ilmu dan kharisma beliaulah yang menjadikan saya yakin untuk memilihnya menjadi Dosen Pembimbing saya, semoga, skripsi saja kelak, menjadi hal baik dan berguna bagi pembelajaran diri saya dan orang lain yang membutuhkannya.

Hmmmph, berikutnya tentang K1, yaitu surat yang memuat 3 judul yang sudah dikuasai akar permasalahannya dan turut serta pilihan metode dan instrumen yang akan di teliti. Yap!! ada 3 judul, berarti 3 permasalahn dong ya? Hehee. Memang sudah ada 3 permasalahan yang sudah saya pikirkan dan renungkan. Tapi, saya hanya tertarik dengan satu permasalahan yang mengikat hati saya. Dengan temaram rasa bosan yang melanda sebelumnya saya terlonjak untuk bersemangat kembali, saya teringat dengan kebaikan guru pamong saya sewaktu PPL di sekolah. Dia pernah menunjukkan satu buku tentang menulis karya ilmaih, dalam buku itu ada membahas tentang Pengetahuan dan pengembangan Literasi. That's Right my choisee!! Saya akan membuat masalah dengan Literasi. Haha,
Oia, berhubung dari awal saya sudah menyinggung tentang literasi. Sebenarnya itu adalah korelasi dengan minat saya saaat ini. Saya terpikir dengan passion yang saya gandrungi sekarang, terang saja, saya kan lagi doyan banget nulis. Belum lagi jika persoalan baca-membaca, ahh tapi waktulah yang menyebabkan beberapa buku saya sepertinya yang sudah kesepian dari jamahan tangan saya untuk membuka lembaran-lembarannya.

Oia, tidak terkira perjuangan saya –lebay ya kata perjuangan nya? Hehe. Ini bukan main-main, ini berhubungna dengan harga diri. Saya diingatkan kembali tentang aroma tak sedap yang berhubungan dengan kekaguman saya dengan salah seorang dosen. Hm...saya sampai dikatakan ndablek. karena tetap ngeyel untuk meyakinkan beliau. Sayalah “Si keras kepala” dalam ingatannya. Bukan tentang masalah yang menjadi permaslahan saya, semangat dan pertahanan sayalah yang sedikit dibuat “babak belur” olehnya. Namun, hasilnya ternyata..... begitu bijak apa yang dilakuakn sang dosen saya yang cantik itu, hihi. Apa yang dilakukan sang dosen begitu bijaksana, karena setelah saya sadari saya memang kurang memahami spesifik masalah secara detail. Selama dua hari saya “mengeram” di dalam kamar dengan laptop dan buku mengkaji ulang tentang budaya literasi. Akhirnya, permasalahan yang saya miliki sudah fix, runcing dan tepat sasaran. Saya maju dengan percaya diri dan mendapat ACC tanpa “perlawanan” lagi. Karena sayalah striker utama yang berhasil mencetak gol. Haha, K1, K2 dan K3 sudah beres..... selanjutnya saya pun mengucapkan “semangat bekerja untuk proposal”. Bismillahhirrohmanirrahim..... J

Senin, 09 Desember 2013

Binggung mencari masalah..... edisi #Skripsi_behind the scene

12/09/2013 08:31:00 AM 0 Comments

Sebenarnya, saya lagi lagi buntu ide untuk meruncingkan permasalahan judul skripsi. Ada banyak rindu, agenda dan rencana terpendam yang lebih menantang untuk saya lakukan. Ahh... #pikirkeras
Entah mengapa, rasanya begitu cepat waktu berlalu. Ada yang pernah mengatakan pada saya, waktu akan berlalu begitu cepat bagi yang merasakan dan melakukan hal menyenangkan dan bermanfaat dalam sejarah hidupnya, namun bagi orang yang lalai waktu terasa begitu lamaaaa untuk dilakukan, ya, sudah jelas itu karena dia tidak merasakan betapa bahagianya kehidupan ini. Ehm...*batuk* (cek sound)
Oia, by the way saat ini saya sekarang sudah semester 7 dan kabar gembiranya jadwal kuliah kami dalam masa transisi antar libur dan tidak libur, terhitung setelah selesai PPL, kami mahasiswa semester 7 tidak punya jadwal tatap muka dosen di dalam kelas alias libur gitu dehh. Tapi jadwal mengunjungi kampus masih tetap rutin saya lakukan. *nerd*

Kenyataannya, jika mengingat perkara masalah dan judul proposal menjadi bagian yang ingin saya liburkan sebentaaaar saja. Tapi entah mengapa rasanya sedikit kesal dan menjadi terbelakang, ketika teman saya sudah berhasil meloloskan K1-nya. Apalagi jika ada teman saya, entah bertanya atau malah sekaligus mengajak, "yik,hayuk kapan kita daftar Sidang Kompri?" *binggung -- harus menjawab pertanyaan dengan jawaban "nanti saja" atau harus meyakinkannya dirinya "ya sudah daftar saja duluan".
Hmmmm, Ini sudah memasuki bulan Desember, sesuai kesepakatan dengan beberapa teman saya, kami sudah berencana untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, sederhananya bisa juga disebut kami AKAN berlibur. (Kagak pengen tau ya kenapa kata akan nya dibuat dengan huruf kapital?)Hahaa
Sumpek benar! Hahhhh.... Beneran, rasanya itu capek banget tiap hari nglakuin kegiatan yang lempeng aja, kurang ada dorongan untuk tantangannya. Paling ada tantangan yang saya rasakan akhit-akhir ini adalah mengerem rasa rakus untuk membeli buku, ah iya, terlebih karena ada acara Medan Book Fair di IAIN SU pada tanggal 29 November s/d 3 Desember 2013. Ahh, keterlaluan banget itu acara dilaksanakan di akhir dan awal bulan yang sangat krisis untuk seorang mahasiswa. Ya, sehingga sudah jelas tantangan saya untuk kedepannya, saya harus lebih berhemat untuk mnegefisienkan uang. Kemudian.....waktu saya juga digunakan untuk aktifitas keorganisasian di kampus, tapi saya tidak merasa keberatan dengan itu semua, karena yang saya lakukan semaunya menyenangkan. Ini Sugesti saya sendiri loh, agar kenyataannya sesuai dengan harapan saya. *Muslim Negarawan #takbir—Allahu Akbar (biar semangat).

Sedangkan, tantangan saya dibulan yang lalu, tepatnya selama PPL adalah proses penyesuaian diri dan proses untuk membaur menjadi satu kelompok yang solid, setidaknya untuk kelangsungan persahabatan yang saya inginkan ( jadi rindu sama mereka). Lainnya segala aktifitas saja hanyalah ngaji, naglor ngidul, baca-menulis dan berbagai kegiatan manusiawi lainnya yang menyertai. Tergambar gak si? Rasa bosan saya ini. Ah jika tidak, maapkan ya. Saya hanya pandai merangkai kata, sedangkan untuk menggambar hanya kegiatan yang bisa saya lakukan jika mencontoh benda secara kongkret ( baca: jiplak pakai karbon) hehe.
Rasa bosan saya ini, berimbas pada keberlangsungan judul skripsi yang saya nantikan inspirasinya. Ahhh... dimana harus saya temukan masalah itu.....